Wacana
pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah.
1. Wacana ilmiah :
karya ilmiah (scientific paper)
adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
1. 2 Macam-macam karya tulis ilmiah :
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
1. 3 Contohnya :
Aids
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah nama
penyakit yang berarti sindroma dapatan penurunan kekebalan tubuh. Ada pula yang
menyebutkan sebagai penyakit kurus karena penderitanya memang sangat kurus.
Sebagai sindroma, gejala AIDS sangat banyak, antara lain diare lebih dari
sebulan, demam lebih dari sebulan, dan menurunnya berat badan secara cepat.
Dari ketiga gejala tersebut, yang terpenting adalah gejala menurunya berat
badan. Tanda-tanda lain antara lain batuk lebih dari 2 minggu, pembengkalan
kelenjar (di ketiak,leher,dan selangkangan), sakit kepala hebat dengan leher
kaku, bengkak-bengkak cokelat tua yang cepat menyebar di kulit dan lain-lain.
AIDS disebabkan oleh virus yang hidup dalam darah dan
cairan tubuh lainnya. Virus ini merusak system kekebalan tubuh sehingga tubuh
tidak mampu lagi membentengi badan dari serangan berbagai penyakit. Setelah
virus ini berada di dalam tubuh, ia bisa berada di sana bertahun-tahun sebelum
mulai membuat orang itu sakit. Siapa saja bisa terkena AIDS, tidak peduli umur,
suku, pekerjaan, maupun orientasi seksualnya, apabila seseorang pernah
berhubungan seks dengan orang yang membawa virus AIDS, disuntik/menyuntik diri
dengan jarum kotor, atau memperoleh transfuse darah yang terkontaminasi virus
AIDS, maka ia juga dapat terkena AIDS. Begitu pula dengan bayi yang ibunya
membawa virus AIDS.
Ada tiga cara penularan AIDS pada bayi yaitu ketika janin
masih di dalam kandungan, pada saat dilahirkan yang penuh darah, dan melalui
Air Susu Ibu. Meskipun begitu, tetap lebih baik menyusui dengan ASI daripada
susu bubuk (baik karena kemungkinan tertulari AIDS secara matematis hanya 50%,
maupun karena ASI mengandung banyak zat yang berguna bagi kekebalan bayi).
Dari semua kasus penderita AIDS yang berhasil sembuh, ada
hal-hal penting yang bisa ditarik. Pertama, memang virus HIV sebagai penyebab
utama, tapi juga bergantung pada kondisi fisik dan psikis masing-masing korban.
Kedua, mereka yang berhasil lolos dari maut adalah mereka yang secara sadar
mengubah gaya hidupnya menjadi lebih positif.
2. Wacana semi ilmiah :
Wacana pada Tataran Semi Ilmiah
merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Contohnya :
MANIS
BAGI PEJABAT
RACUN
UNTUK RAKYAT
PEMERINTAH pusat mulai
membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen manis bagi pejabat
yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah. Permen yang mengandung
racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler
dan Keuangan Pimpinan Anggota Dewan. Isinya mengatur pendapatan pimpinan
anggota DPRD, yang terdiri atas uang representasi, tunjangan keluarga,
tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah,
tunjangan komunikasi, dan tunjangan panitia anggaran. Jika setiap anggota DPRD
mendapat Rp 80 juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Sungguh uang yang
luar biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling mematikan daerah. Kenapa?
Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar daripada pendapatan asli
daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus setelah membayar gaji DPRD.
Yang jelas, peraturan
pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan miskin. Di tengah
meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya penduduk miskin yang mencapai
100 juta orang, ada segelintir elite anggota DPRD yang jumlahnya 15 ribu orang
yang semakin kayak arena peraturan pemerintah itu.
Masih ada dampak negative
lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk menambah kas daerah.
Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi deficit pendapatan asli daerah
akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah pasti, peraturan pemerintah itu
menambah bengkaknya anggaran negara yang digunakan untuk keperluan konsumtif.
Padahal, tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu pun,
proporsi pengeluaran rutin untuk keperluan konsumtif sudah lebih besar. Adalah
menyedihkan bahwa yang bertambah bukan untuk keperluan pembangunan yang dapat
menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat tanda-tanda negara ini
agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi kaum elite, yaitu elite
legislative yang bernama wakil rakyat di daerah maupun di pusat. Soal waktu
saja, keluar pula peraturan pemerintah yang pada gilirannya akan menyenangkan
elite yang duduk di jajaran eksekutif dan yudikatif. Maka, sempurnalah negara
ini menjadi negara yang manis bagi pejabat, tetapi racun bagi rakyat (Media
Indonesia, 2007:1).
Selain itu, boleh percaya
boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan kesejahteraan berupa
pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas, serta biaya akibat
perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran, pendapatan yang diterima ketua
DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta, jauh melebihi pendapatan yang diterima
Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390 juta) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Rp
23,940 juta). Jaraknya semakin jauh bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan
dengan pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih dibanding bupati (Rp 5,8
juta).
Permen itu semakin manis
karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu baru
ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat berlaku mundur sejak 1
Januari 2006.
3. Wacana non ilmiah :
Karangan nonilmiah adalah
karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
· ditulis
berdasarkan fakta pribadi
· fakta
yang disimpulkan subyektif
· gaya
bahasa konotatif dan popular
· tidak
memuat hipotesis
· penyajian
dibarengi dengan sejarah
· bersifat
imajinatif
· situasi
didramatisir
· bersifat
persuasive
3. 1 macam-macam karya Tulis Non Ilmiah
:
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman
contohnya :
Sinopsis
Sebelas anak Melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi
ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.
Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran
mereka,
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi
tantangan yang besar.
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi
tantangan yang besar.
Referensi